KISAH TELADAN

Suatu hari, seorang kakek mengajak cucunya ke pekarangan dibelakang rumahnya. Kakek tersebut membawa cangkul dan bibit pohon kelapa. Sang kakek akan menanam bibit pohon kelapa itu.

Melihat hal tersebut,cucunya yang masih bersekolah di SD bertanya, “kek, mengapa kakek masih menanam pohon kelapa? Bukankah pohon kelapa kakek sudah banyak? Petik saja buah kelapa yang sudah ada dan kakek tidak perlu repot menanam lagi.”

Mendengar pertanyaan cucunya, sang kakek tersenyum. Ia lalu menjelaskan, “Benar cucuku. Kakek memang telah memiliki banyak pohon kelapa. Akan tetapi, kau harus tahu bahwa pohon-pohon itu bukan kakek yang menanam. Yang menanamnya adalah orang tua kakek. Nah, kakek berharap, pohon kelapa yang kakek tanam ini kaulah yang akan memetiknya.” Sang cucu mengangguk-angguk. Ia berseru, “Wah, kakek benar, kakek ternyata sangat pintar.” Ia lalu tertawa-tawa dan segera membantu kakeknya mengangkat cangkul ke balakang rumah. Mereka berdua segera menanam pohon kelapa itu.

Pandangan jauh kedepan yang dimiliki oleh sang kakek harus dimiliki oleh semua orang. Ia menyadari bahwa kehidupannya tidak akan lama lagi. Walaupun demikian, ia mengharapkan anak keturunannya bisa menikmati kehidupan yang lebih baik. Jika manusia hanya semata-mata memikirkan kepentingannya saat ini, ia akan mengeksploitasi alam dengan semena-mena dan tidak memperbaruinya kembali. Jika terjadi yang demikian berarti manusia tidak menyisakan apapun untuk anak cucunya. Ingatlah, ala mini bukan warisan nenek moyang, tatapi titisan anak cucu kita.